Senin, 17 Desember 2012

Ketika "Kembali Pada Al-Qur'an dan As-Sunnah" Hanya Menjadi Sebuah Slogan



Dewasa ini berbagai aliran muncul, di antara aliran tersebut ada yang menggunakan jargon "Ikuti / Kembali ke Al-Qur'an dan As-Sunnah", sekilas kelihatannya sangat bagus sekali, tapi... bagaimanakah caranya.? apakah langsung merujuk ke Al-Qur'an dan Hadits dan/atau hanya dengan terjemahan kemudian langsung menyimpulkan sebuah hukum.? atau melalui para ulama' serta para imam madzhab.? ingat.., bermadzhab bukan berarti bermusuhan.. sebagaimana dalam catatan : Bermadzhab = Permusuhan..??
maka: "yuuk... ikuti Ulama'", jika ditanyakan "ulama' yang mana.?" itu juga merupakan pertanyaan saya kalau saja tidak ada kalimat pembuka seperti di atas, Sebelum ada kalimat "yuuk... ikuti Ulama'.." silahkan dilihat sendiri kalimatnya apa, pasti bisa menyimpulkan.

Prinsip “Kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah” adalah benar secara teoritis, dan sangat ideal bagi setiap orang yang mengaku beragama Islam. Tetapi yang harus diperhatikan adalah, apa yang benar secara teoritis belum tentu benar secara praktis, menimbang kapasitas dan kapabilitas (kemampuan) tiap orang dalam memahami al-Qur’an & Sunnah sangat berbeda-beda. Maka bisa dipastikan, kesimpulan pemahaman terhadap al-Qur’an atau Sunnah yang dihasilkan oleh seorang ‘alim yang menguasai Bahasa Arab dan segala ilmu yang menyangkut perangkat penafsiran atau ijtihad, akan jauh berbeda dengan kesimpulan pemahaman yang dihasilkan oleh orang awam yang mengandalkan buku-buku ‘terjemah’ al-Qur’an atau Sunnah.

Telah terbukti hasilnya, kesesatan yang dihasilkan oleh Yusman Roy (mantan petinju yang merintis sholat dengan bacaan yang diterjemah), Ahmad Mushadeq (mantan pengurus PBSI yang pernah mengaku nabi), Lia Eden (mantan perangkai bunga kering yang mengaku mendapat wahyu dari Jibril), Agus Imam Sholihin (orang awam yang mengaku tuhan), dan banyak lagi yang lainnya. Dan kesesatan mereka itu lahir dari sebab ‘Kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah’ secara tekstual tanpa memperhatikan kompetensi dan kualifikasi yang harus dilalui dalam mendalami dalil, mereka merasa benar dengan caranya sendiri atau mengikuti seseorang yang memiliki konsep dengan jalan pikirannya sendiri tanpa kesepakatan Jumhur Ulama'.


KENAPA KITA HARUS BERMADZHAB DAN TAQLID PADA ULAMA.?

Syeikh Nashiruddan al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits adh-Dha’ifah serta

Cara Mengetahui Nomor Kartu Seluler Sendiri (No. Pribadi) - Tanpa Pulsa

 

Untuk Operator Indosat

ketik *777*8# lalu call

 

Untuk Operator Telkomsel :

ketik *808# lalu panggil atau klik ok

 

Untuk Operator XL

*123*22*1*1#ok atau yes atau tombol call

 

Untuk Operator Axis

*2#ok atau yes atau tombol call

 

Untuk Operator 3 (Three)

*998#ok lalu panggil atau klik ok

 

FLEXI, ESIA, StarOne, FREN dan SMART

Pasangkan kartu Simcard di HP Nokia,:

Tekan *3001#kode pengaman# .

Contoh : *3001#12345# tunggu sampai keluar Menu, pilih NAM1 kemudian geser kebawah pilih “Own number (MDN)”.

 

 

Selamat mencoba semoga bermanfaat


Selasa, 16 Oktober 2012

NU vs MUHAMMADIYAH



Disuatu sore yg teduh seorang kyai sepuh sedang nonton pertandingan sepak bola antara kesebelasan NU VS kesebelasan Muhammadiyyah. ketika team NU berhasil mencetak gol duluan secara spontan pak kyai pun bersorak gembira. kini giliran team Muhammadiyyah yg mencetak gol dan pak kyai pun kembali bersorak gembira.

Seorang Ustadz tiba-tiba menghampiri sang kyai dan dg sopannya lalu bertanya : "Maaf kalau boleh saya tau, sebenarnya pak kyai mendukung yg mana sih.?"

Pak Kyai pun menjawab dg tenang : "saya nda dukung siapa siapa, lha wong saya cuma sekedar menikmati asyiknya pertandingan saja kok "
Seorang yg berjenggotpun nyletuk : "berarti pak kyai tidak punya pendirian dong"

pak kyai pun menjawab : "orang-orang itu terkadang aneh, dia beranggapan bahwa Tuhan senantiasa hanya bersama kelompoknya dan membenci lawannya termasuk ketika dalam sebuah permainan."

nah lhoo ^_^ ........
SO''' netral ja.....tapi idiologi tetep donk.......hehehehehe


-------------
Kisah ini mungkin hanya fiktif belaka, tapi bisa juga sebuah kisah nyata, yang penting tergantung kita mengambil hikmah dari sebuah realita

Minggu, 16 September 2012

Ilmu Titen

Maaf sebelumnya, kepada yg tidak setuju dg yg akan saya sampaikan ini silahkan, tidak ada pemaksaan untuk sependapat dan sefaham dengan saya...

Hitung-hitungan jawa, termasuk itung2an weton dalam budaya jawa, pranoto mongso, nogo dino, itu termasuk ilmu titen.
ilmu titen adalah ilmu meniteni atau ilmu mengamati sesuatu dari gejala yang terjadi pada alam, biasanya berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang.
Ilmu titen itu berangkat dari kejelian orang-orang dahulu meniteni, yaitu mengamati kejadian-kejadian dalam kehidupan, peristiwa-peristiwa di alam. dari pengamatan yang berulang-ulang itu akhirnya bisa disimpulkan sebuah struktur kejadian. Dari struktur itulah lahir ilmu titen.

Judule Judul-Judulan


Tinggi mencapai rembulan
Jauh menembus awan
Angan pun terbawa mengejar mimpiku
Terbang menggapai harapan

Aku melangkah menyusuri dunia

Senin, 23 Juli 2012

Do'a Tarawih

دعاءتراويح
 
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ : اَلْحَمْدُللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ , اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ , اَللَّهُمَ اجْعَلْنَا بِاْلاِيْمَانِ كَمِلِيْنَ , وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْن . وَللِصَّلاَةِحَافِظِيْنَ , وَللِزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ , وَلِمَاعِنْدَكَ طَالِبِيْنَ , وَلِعَفْوِكَ رَاجِيِّنَ , وَبِاْلهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ , وَعَنِ اللَّغْوِمُعْرِضِيْنَ , وَفىِ الدُّنْيَازَاهِدِيْنَ , وَفىِ اْلاخِرَةِرَاغِبِيْنَ , وَبِالْقَضَاءِرَضِيْنَ , وَبِالنَّعْمَاءِشَاكِرِيْنَ , وَعَلىَ اْلبَلاَءِصَابِرِيْنَ , وَتَحْتَ لِوَءِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍصَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ , وَاِلىَ اْلحَوْضِ وَارِدِيْنَ , وَاِلىَ اْلجَنَّةِدَلخِلِيْنَ , وَمِنَ النَّارِنَاجِيْنَ , وَعَلَ سَرِيْرِاْلكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ , وَمِنْ حُوْرِاْلِعَيْنِ مُتَزَوِّجِيْنَ , وَمِنْ سُنْدُ سٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَّدِيْبَاحٍ مُتَلَبِّسِيْنَ , وَمِنْ طَعَامِ اَلجَنَّةِ آ كِلِيْنَ وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًى شَارِبِيْنَ , بِاَكْواَبٍ وِّاَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْن , مَحَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِْدِّ يْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِوَالصَّلِحِيْنَ , وَحَسُنَ اُولَئِكَ رَفِيْقًا , ذَلِكَ اْلَفَضْلُ مِنَ الله وَكَفىَ بِاللهِ عَلِيْم ً , اِنَّ الله وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ يَاَيُّهَاالَّذِ يْنَ اَمَّنُواصَلُّواعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمَا وَصَلَّى الله عَلَ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍوَّعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَاْلحَمْدُ لله رَبِّالْعَالَمِيْن .

Kamis, 14 Juni 2012

2: AHLI ASBAB DAN AHLI TAJRID (Al-Hikam)

(Bahasa Melayu)
 
 

KEINGINAN KAMU UNTUK BERTAJRID PADAHAL ALLAH MASIH MELETAKKAN KAMU  DALAM SUASANA ASBAB ADALAH SYAHWAT YANG SAMAR, SEBALIKNYA KEINGINAN KAMU UNTUK BERASBAB PADAHAL ALLAH  TELAH MELETAKKAN KAMU  DALAM SUASANA TAJRID BERERTI TURUN DARI SEMANGAT DAN TINGKAT YANG TINGGI.
Hikmat 1 menerangkan tanda orang yang bersandar kepada amal. Bergantung kepada amal adalah sifat manusia biasa yang hidup dalam dunia ini. Dunia ini dinamakan alam asbab. Apabila perjalanan hidup keduniaan dipandang melalui mata ilmu atau mata akal akan dapat disaksikan kerapian susunan sistem sebab musabab yang mempengaruhi segala kejadian. Tiap sesuatu berlaku menurut sebab yang menyebabkan ia berlaku. Hubungan sebab dengan akibat sangat erat. Mata akal melihat dengan jelas keberkesanan sebab dalam menentukan akibat. Kerapian sistem sebab musabab ini membolehkan manusia  mengambil manfaat daripada anasir dan kejadian alam. Manusia dapat menentukan anasir yang boleh memudaratkan kesihatan lalu menjauhkannya dan manusia juga boleh menentukan anasir yang boleh menjadi ubat lalu menggunakannya. Manusia boleh membuat ramalan cuaca, pasang surut air laut, angin, ombak, letupan gunung berapi dan lain-lain kerana sistem yang mengawal perjalanan anasir alam berada dalam suasana yang sangat rapi dan sempurna, membentuk hubungan sebab dan akibat yang padu.
Allah s.w.t mengadakan sistem sebab musabab yang rapi adalah untuk kemudahan manusia menyusun kehidupan mereka di dunia ini. Kekuatan akal dan pancaindera manusia mampu mentadbir kehidupan yang dikaitkan dengan perjalanan sebab musabab. Hasil daripada pemerhatian dan kajian akal itulah lahir berbagai-bagai jenis ilmu tentang alam dan kehidupan, seperti ilmu sains, astronomi, kedoktoran, teknologi maklumat dan sebagainya. Semua jenis ilmu itu dibentuk berdasarkan perjalanan hukum sebab-akibat.
 Kerapian sistem sebab musabab menyebabkan manusia

Sarankan ke Teman