Minggu, 16 September 2012

Ilmu Titen

Maaf sebelumnya, kepada yg tidak setuju dg yg akan saya sampaikan ini silahkan, tidak ada pemaksaan untuk sependapat dan sefaham dengan saya...

Hitung-hitungan jawa, termasuk itung2an weton dalam budaya jawa, pranoto mongso, nogo dino, itu termasuk ilmu titen.
ilmu titen adalah ilmu meniteni atau ilmu mengamati sesuatu dari gejala yang terjadi pada alam, biasanya berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang.
Ilmu titen itu berangkat dari kejelian orang-orang dahulu meniteni, yaitu mengamati kejadian-kejadian dalam kehidupan, peristiwa-peristiwa di alam. dari pengamatan yang berulang-ulang itu akhirnya bisa disimpulkan sebuah struktur kejadian. Dari struktur itulah lahir ilmu titen.

Ilmu titen ini sebenarnya sudah masuk dalam seluruh aspek kehidupan umat manusia, mulai dari manusia paling primitif sampai manusia paling moderen.

Tapi ilmu titen ini ada yang masih berlaku, dan ada yg sudah tidak berlaku pada zaman sekarang.

Misalnya; Ada ilmu titen yang oleh orang Jawa disebut Pranoto Mongso. pembagian masa dalam satu tahun untuk bertani, ada masa untuk mencangkul membalik tanah, ada masa untuk menanam, ada masa untuk menyiangi, dan ada masa untuk panen, hitungannya selalu tepat. kenapa? karena Ekosistem Alam pada masa itu masih seimbang. sehingga musim hujan bisa diprediksi kapan datang. musim panas juga diprediksi berapa panjang. Dulu ada ungkapan "Desember" itu maknanya "Gede-Gedene sumber" atau besar-besarnya sumber. karena air ada dimana-mana. terus januari adalah hujan sehari-hari. karena memang hampir tiap hari hujan. itu semua memakai ilmu titen.
Tapi zaman telah berubah, terjadi pemanasan global, akhirnya perubahan musim di dunia ini jadi tidak jelas. tidak bisa kita katakan lagi januari hujan sehari-hari, karena beberapa tahun yang lalu saja ketika masuk bulan januari daerah Blora malah masih kemarau panjang.
para petani sudah kehilangan patokan, maka dari hal ini kesimpulan ilmu titen terdahulu harus diubah, karena cuaca sudah tidak jelas lagi.

Kita tidak boleh tergesa-gesa menghukumi sesuatu, segalanya harus dilihat dengan seksama dan detail serta melihat dari berbagai sudut pandang.

Semua hari memang baik, tapi bukankah Allah telah memilihkan hari yang baik untuk umat Islam.?
“Allah telah menyesatkan dari hari Jum’at umat-umat sebelum kita. Maka milik kaum Yahudi adalah hari Sabtu sedangkan untuk umat Nasrani adalah hari Ahad. Lalu Allah membawa kita dan menunjuki kita dengan hari Jum’at, maka menjadikan Jum’at, Sabtu dan Ahad. Demikian pula mereka nanti pada hari kiamat sebagai pengikut kita. Kita adalah kaum yang paling terakhir sebagai warga dunia tapi paling pertama pada hari kiamat nanti yang akan diputuskan perkaranya sebelum umat yang lain”. (HR. Muslim)

ada hadits lagi,
“Hari terbaik yang terbit padanya matahari adalah hari Jum’at” (HR. Muslim)
Nabi SAW bersabda: “Siapa saja yang meninggal pada hari atau malam Jum’at maka dia terpelihara dari fitnah kubur”. (HR. Ahmad) dan masih banya lagi dalil yang menyatakan keutamaan hari jum'at di atas hari-hari lainnya. (bukan berarti kita terus menganggap hari yang lain buruk, mungkin kurang tepat saja.

Memang ada sebagian yg menganggap hitungan wetonlah yg menjadikan seperti ini, atau seperti itu tanpa kuasa Allah. dan hal inilah yg harus dirubah, sebagaimana kepercayaan seorang pasien kepada dokter, yang berkata dokter A lah yg bisa, dokter B lah yg bisa. hitungan weton itu juga hasil "meniteni" orang jaman dahulu. setelah meniteni, mengamati dari kejadian terdahulu yg berulang-ulang, maka orang dahulu lebih bersikap waspada dan hati-hati.

Memang segala sesuatu itu hakikatnya dari Allah. tapi sebagian besar diberi perantara, kullu syai'in sababa.

Perlu diketahui, ilmu falaq juga berangkat dari ilmu titen, walaupun mungkin dengan nama yang berbeda.


Wallohu A'lam Bishshowaab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sarankan ke Teman